Total Pageviews

Sunday, October 5, 2014

A Man With Snake Phobia Who Wants to Become Snake Breeder (Part 2)

The Journey Begins

Step by Step:
Satu bulan setelah saya memelihara Ball Python, saya berkunjung ketempat om Tony untuk minta tolong sexing Ball Python saya. Setelah dua kali sexing ternyata hasilnya betina, betapa terkejutnya saya mengingat saya banyak kejadian seolah-olah ular yang saya lihat pertama memang berjodoh dengan saya. Saya masih berpikir apakah benar betina, akhirnya saya anggap sebagai jalan terang mengingat betina membutuhkan waktu lebih lama agar benar-benar matang secara sexual.

Ukuran saat pertama kali disexing dengan metode popping

Saat pulang kekontrakan, saya mulai lanjut ngaskus seperti biasa ditempat Ball Python Lover. saat ini saya mulai merasa kalau ilmu yang saya butuhkan untuk ternak masih sangat kurang, yang ada dalam pikiran saya "Mana mungkin breeder mau memberi tahu rahasianya diforum umum, saya harus ketemu langsung dengan breeder yang sudah berpengalaman!".

Dua minggu kemudian saya mendapatkan dua id kaskus yang menurut saya mempunyai ilmu lebih tinggi diantara id lain. Yang pertama id Full House (Henry Victor Wijaya), yang saya perhatikan ini id ngak pelit untuk menjawab serta dalam memberikan informasi baik diforum maupun melalui PM & sudah berhasil breed juga. Id kedua Granite (David Suarez), informasi yang diberikan simple & to the point selama diforum sehingga yang dipikiran saya "Orang seperti ini biasanya tau lebih banyak". Karena bingung menentukan akhirnya saya 'spy' ke FJB masing-masing, yang satu banyak Ball Python & yang satu ada lapak Cornsnake tapi morphnya jarang lihat. Akhirnya saya coba hubungi yang lebih menonjol Cornsnakenya yaitu David Suarez, setelah chat & tanya alamat malah lebih terkejut lagi saya. Bagaimana tidak, ternyata  tempat tinggalnya berada di Poris yang lokasinya dekat dengan rumah kekasih saya.

Tiba hari dimana saya akan berkunjung ketempat David Suarez, tidak lupa saya membawa Ball Python Normal saya untuk disexing. Setelah tiba ditempat David Suarez, kami ngobrol sebentar & minta tolong Ball Python saya disexing karena akan lebih meyakinkan jika disexing oleh dua orang yang berbeda. Hasilnya ternyata benar betina, antara percaya & tidak kalau perjalanan saya bisa dibilang sangat mulus nyaris tanpa kendala. Setelah itu saya melihat-lihat koleksinya, cukup bikin saya yang hanya memiliki Normal bingung untuk ngomong apa & menjadi agak pesimis. Setelah pulang saya berpikir "Apakah bisa saya yang hanya memiliki Normal ini & bermodal pas-pasan mengejar koleksinya?". Setelah merenung sejenak saya coba buang jauh-jauh pikiran negatif itu & sejak saat itu saya berkomitmen "Orang lain bisa kenapa saya tidak? Lebih baik saya mengalir saja, jika sudah jalanku disini bukan hal yang tidak mungkin untuk memiliki koleksi keren".

Keesokan harinya William mengabari saya kalau Black & White Argentine Tegu yang baby sudah masuk lagi, saya langsung meluncur ke kontrakannya (sudah tidak ngekos). sesampainya disana saya sudah tidak sabar membawa pulang lizard yang dulu sangat saya inginkan, awalnya agak bingung memilih diantara 8-10 ekor. Setelah melihat-lihat, pilihan saya jatuh pada Tegu yang corak kepalanya agak simetris & langsung saya bawa pulang.

Black & White Argentine Tegu

Home Sweet Home:
Dua bulan telah berlalu, saya kembali ke Purwokerto setelah 5 tahun di Jakarta. Tujuan saya kembali ke Purwokerto karena banyak faktor yang mempermudah saya untuk meraih mimpi karena banyak fasilitas & lokasi yang sangat mendukung serta menjanjikan dibandingkan di Jakarta. Disini saya mendapat informasi kalau di Purwokerto ada komunitas reptil, saya pun datang ke alun-alun hari Sabtu malam untuk bertemu dengan komunitas tersebut. Setelah bergabung, saya mulai mencari informasi untuk mendukung mimpi saya seperti expedisi pengiriman & yang paling utama adalah penjual rat. Awal-awal saya masuk sempat ada masalah karena perbedaan cara pandang, tetapi setelah beberapa jam masalah selesai.


A New Live:
  Bulan Maret 2012 saya kembali ke Jakarta, kali ini bukan untuk belajar tetapi untuk meminang perempuan pujaan hati. Hari baik tersebut jatuh pada tanggal 18 Maret 2012, hari itu saya mulai memiliki tanggung jawab baru. Beberapa hari setelah hari pernikahan saya kembali ke Purwokerto tanpa ditemani istri karena dia masih bekerja, saya kembali ke Purwokerto karena tidak bisa terlalu lama meninggalkan pet dirumah karena saudara yang saya titipkan masih sibuk sekolak. Pada akhir bulan September 2012 saya kembali ke Jakarta untuk menjemput istri saya agar ikut bersama saya di Purwokerto. Kehidupan saya yang baru pun dimulai, Ball Python betina sekarang sudah berumur dua tahun lebih dengan berat 1,45kg.

18 Maret 2012
04 Oktober 2012
1,45kg



Decision:
 Sudah mulai memasuki bulan Oktober, saya masih juga belom memiliki pejantan untuk dikawinkan. Akhirnya dengan sangat terpaksa saya putuskan untuk menjual Black & White Argentine Tegu saya yang sudah 75cm demi mencari pejantan. Setelah terjual, saya langsung menghubungi om Tony untuk mencari Ball Python Mojave sub adult & tentunya minta harga sodara. Betapa beruntungnya saya, ternyata sedang ada Ball Python Mojave dengan berat 500gr. Tanpa berpikir panjang langsung saya transfer & ular pun dikirim menggunakan expedisi kereta, saya hanya memiliki waktu 1 bulan untuk sampai bulan November karena saya mengikuti tabel milik Justrin Kobylka dimana bulan Oktober menurunkan suhu & bulan November mulai proses penyatuan. Saya ambil metode ini karena kondisinya sangat pas dengan suhu Purwokerto. Akhirnya project pertama pun dimulai.

Bye-bye my Tegu
Mojave Male
Mojave & Normal

The End.

No comments: